Mencegah Erosi pada Tanah ~ Berbagi Bersama Dokter Tanaman

Selasa, 01 Januari 2013

Mencegah Erosi pada Tanah


      Cara-cara pencegahan erosi melalui usaha konservasi tanah dan air yang sering dilakukan adalah dengan cara teknis mekanis dan vegetasi atau kultur teknis. 

        Pada usaha konservasi dengan teknis mekanis yang perlu dibuat adalah teras dan saluran pembuangan air. Fungsi bangunan tersebut ialah memperlambat aliran permukaan dan menampung serta menyalurkan aliran air  permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak. 

         Pembuatan teras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi  kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap kedalam tanah melalui proses infiltrasi.

Ada empat macam teras yang dapat dibuat pada tanah miring yaitu:
1. Teras datar, biasanya dibuat pada tempat-tempat dengan curah hujan yang rendah, kemiringan tanahnya paling besar 3% dan mudah menyerap air.
2. Teras kredit, umumnya diterapkan pada tempat-tempat yang tanahnya sulit menyerap air, kemiringan tanahnya 3-10% dan curah hujannya tinggi. Tujuannya terutama untuk mempertahankan kesuburan tanah. 
3. Teras guludan, dibuat pada tempat-tempat  dengan kemiringan tanah 10-50% dan dilengkapi dengan saluran pembuangan air disepanjang bagian atas guludan. Tujuannya ialah untuk mengurangi kecepatan air yang mengalir bila turun hujan, sehingga erosi dapat dicegah dan peresapan air kedalam tanah dapat diperbesar.
4. Teras bangku, dibuat pada tanah-tanah dengan kemiringan 10-30%. Teras bangku memiliki bidang olah yang dibuat miring 1% ke arah dalam serta dilengkapi dengan saluran air yang letaknya disebelah dalam bidang olah teras. 

          Saluran pembuangan air merupakan bagian yang harus ada bila teras guludan atau teras bangku dibuat pada tanah miring. Pembuatannya dengan arah memotong garis kontur. Bila keadaan memungkingkan, saluran pembuangan air ini ditempatkan pada saluran alam yang ada. 

     Pada saluran-saluran pembuangan air, biasanya dibuatkan bangunan terjunan secara bertingkat, mulai dari bagian atas sampai ke bagian  terbawah dengan permukaan yang datar.  Deretan bangunan terjunan ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan mencegah terbentuknya jurang-jurang yang dalam pada saluran pembuangan. Bangunan terjunan dapat dibuat dari bambu atau batu kali. 
       
       Usaha konservasi tanah dan air secara vegetatif atau kultur teknis ialah dengan melakukan penanaman berbagai jenis tanaman. Fungsi tanaman tersebut adalah untuk melindungi tanah terhadap daya tumbukan butir-butir air hujan yang jatuh, melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air diatas permukaan, dan memperbaiki penyerapan air oleh tanah.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
1. Sisa-sisa tumbuhan sebagai penutup tanah. Pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah akan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air dan memelihara keseimbangan unsur hara tanah. 
2. Penanaman tanaman penutup penutup tanah. Tumbuh-tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai penutup tanah dapat digolongkan kedalam tiga jenis:
  • Tumbuhan penutup tanah tinggi atau tanaman pelindung, seperti Albizzia falcata Backer dan Leucaena leucocephala (lamtoro gung).
  • Tumbuhan penutup tanah sedang, berupa semak seperti beberapa tanaman leguminosa (kacang-kacangan).
  • Tanaman penutup tanah rendah seperti Colopogonium muccoides Desv. . Centrosema pubescens Benth. dan beberapa jenis rumput-rumputan, misalnya akar wangi, rumput gajah, dan rumput benggala. Beberapa rumput makanan ternak dapat ditananam pada lahan kering untuk konservasi tanah dan air. Bila lahan kering tersebut datar, rumput dapat ditanam tersendiri atau sebagai sisipan diantara tanaman lainnya. Untuk tanah miring yang berteras, rumput tersebut bisa ditanam pada bagian tepi teras atau pada tampingan teras. Contoh rumput makanan ternak yang bak ditanam antara lain rumput gajah, rumput benggala, rumput signal, dan rumput setaria. 

3. Pergiliran tanaman. pergiliran tanaman adalah sistem pertanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada sebidang tanah. Pada lahan kering yang berlereng atau tanahnya miring, pergiliran yang efektif untuk pencegahan erosi adalah tanaman penghasil bahan   pangan dengan tanaman penutup tanah atau pupuk hijau. 
Selain mencegah erosi, keuntungan lain dari pergiliran tanaman adalah:
a) Memberantas hama dan penyakit melalui pemutusan siklus hidupnya.
b) Memberantas tumbuhan pengganggu atau gulma.
c) Mempertahankan sifat-sifat fisik tanah dengan cara mengembalikan sisa –sisa tanaman kedalam tanah.

4. Penanaman tumbuh-tumbuhan dalam jalur. Penanaman dalam jalur (strip cropping) adalah suatu sistem bercocok tanam  dengan cara beberapa jenis tumbuhan ditanam dalam jalur-jalur yang berselang-seling  pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau menurut kontur. Biasanya tanaman yang dipergunakan adalah tanaman pangan atau tanaman semusim yang biasa ditanam berbari diselingi dengan jalur-jalur tanaman yang tumbuh rapat berupa tanaman pupuk hijau atau tanaman penutup tanah. Dalam sistem ini, semua pekerjaan pengolahan tanah dilakukan searah dengan jalur, melaksanakan pergiliran tanaman dan penggunaan sisa-sisa tanaman.
5. Penambahan   tumbuh-tubuhan penguat teras. Tumbuh-tumbuhan penguat teras dapat dipilih jenisnya sesuai dengan keinginan para petani. Bentuk tumbuhan penguat teras ini dapat berupa pohon-pohonan atau rumput-rumputan. Tumbuh-tumbuhan yang memenuhi syarat sebagai penguat teras adalah sebagai berikut:
a) Mempunyai  sistem perakaran intensif sehingga mampu mengikat tanah.
b) Tahan pangkas, supaya tidak menaungi tanaman utama. 
c) Bermanfaat dalam menyuburkan tanah maupun sebagai penghasil makanan ternak. 
d) Contoh tumbuhan penguat teras yang dianjurkan ditanam antara lain lamtoro gung, kaliandra, akasia, rumput gajah, rumput benggala, dan rumput setaria. 

Referensi:Sarief, E. Saifudin. 1993. Ilmu Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana.


0 komentar:

Posting Komentar