Reflektor Pertanian ~ Berbagi Bersama Dokter Tanaman

Senin, 07 Januari 2013

Reflektor Pertanian


Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari di radiasikan ke segala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono 1995).

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut terutama bagi negara-negara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia yang mataharinya bersinar sepanjang tahun. Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia hampir diseluruh bagian permukan bumi dan tidak habis. Energi matahari yang tersedia senilai 81.000 TW, sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat sedikit (Purwoko 2009).

Pada kegiatan budidaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman. Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili mikron. Tanaman juga memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi menjadi tiga yaitu,  intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran (Jumin 2008).

Distribusi radiasi elektromagnetik yang diemisikan matahari hampir sama dengan radiasi benda hitam untuk suhu ± 6000 K. Dari persamaan antara spektra matahari dan spektra benda hitam, diperoleh suhu perkiraan dari lapisan permukaan matahari tampak. Akan tetapi karena matahari tidak meradiasikan secara sempurna seperti halnya benda hitam maka akan diperoleh hasil yang sedikit berbeda. Radiasi elektromagnetik cukup terpenting dalam proses pertukaran energi didalam atmosfer. Radiasi ini menjalar dalam bentuk gelombang dengan kecepatan 3 x 1010 cm/detik (Bayong Tjasyono HK 2004). 

Dalam rangka memaksimalkan penerimaan dan pemanfaatan cahaya matahari tersebut diatas, maka dibuatlah alat yang dinamakan reflektor. Reflektor adalah sebuah alat yang digunakan untuk memantulkan cahaya atau sinar matahari guna menambah intensitas sinar yang akan diserap atau digunakan oleh tanaman untuk fotosintesis. Reflektor atau alat pemantul biasanya berwarna cerah dengan permukaan yang halus (Silver atau Putih). Tinggi reflektor disesuaikan dengan tinggi tanaman atau tinggi tajuk daun sehingga sinar yang dipantulkan pas mengenai daun.

sama dengan alat-alat lainnya, Reflektor memiliki keunggulan dan kekurangan.  Keunggulan dari reflektor ialah  saat unsur hara, air dan zat-zat yang dibutuhkan tanaman cukup di dalam tanah dan dapat diserap oleh akar maka tanaman yang menggunakan reflektor akan lebih cepat pertumbuhannya karena proses fotosintesis berjalan sangat optimal dan bahan yang digunakan fotosintesis pun cukup. Jika proses fotosintesis cukup maka hasil atau energi yang didapatkan tanaman untuk tumbuh akan lebih banyak sehingga proses pertumbuhannya cepat. Kekurangan atau kelemahan penggunaan reflektor ini ialah  jika bahan yang dibutuhkan untuk fotosintesis terbatas, maka keberadaan dari reflektor justru akan mengakibatkan kekeringan pada tanaman karena tanaman berfotosintesis banyak tapi bahannya sedikit sehingga memicu respirasi yang berlebihan.

Tidak selamanya intensitas cahaya pada tanaman yang diberi reflektor tinggi karena sinar matahari juga dipengaruhi oleh kondisi awan dan naungan disekitar tanaman yang akan menghalangi sinar matahari jatuh ke permukaan reflektor. Pada tanaman tahunan perbedaan yang terlihat mungkin tidak cukup signifikan karena tanaman tahunan melakukan proses pertumbuhan secara perlahan lahan, berbeda dengan tanaman semusim tentu perbedaannya akan terlihat sangat nyata. Proses fotosintesis pada tanaman juga tidak sepenuhnya hanya bergantung pada intensitas cahaya tetapi juga pada lebar daun, permukaan daun dan keadaan angin serta faktor lain yang mempengaruhi

Percobaan Penggunaan Reflektor Sederhana Pada Tanaman Sirsak
Referensi:
HK, Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung: Penerbit ITB.
Jumin, H.B 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Purwoko. 2009. Pengukuran Kemampuan Penyerapan Panas Matahari dengan Reflektor Model Kanal. Politeknik Jurnal Teknologi.   8 (1): 35-41
Tjasjono. 1995. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB.


0 komentar:

Posting Komentar